Rabu, 02 Maret 2011

Onnanoko Monogatari

Hari ini saat nonton TV kabel tanpa sengaja aku menemukan sebuah film Jepang yang begitu menyentuhku. Judulnya Onnanoko Monogatari atau dalam bahasa Inggris berarti Things When I Was A Girl. Film ini berkisah tentang seorang mangaka yang tengah kehabisan ide cerita untuk manga terbarunya. Tiba-tiba ingatannya membawanya kembali ke masa lalunya. Saat ia masih tinggal di kampung halamannya dan bersahabat dengan dua orang sahabatnya. Meskipun hidup mereka susah namun mereka menjalani hidup dengan bahagia bersama-sama. Kesalahan-kesalahan yang mereka buat mereka jadikan sebagai pelajaran hidup yang berharga. Sampai akhirnya salah satu dari mereka memilih untuk menapaki jalan hidupnya di tempat yang jauh demi mencari makna hidup yang sesungguhnya.
Saat menonton film ini, aku langsung teringat pada sahabat-sahabatku yang sudah kukenal sejak aku masih berseragam putih-merah. Vivi, Albert, Herman dan Reno. Mereka adalah orang pertama yang mengajarkanku arti dari kata 'sahabat'. Kurang lebih sudah 17 tahun kami paling mengenal, berbagi cerita hidup bersama di sela-sela kesibukan kami berkutat dengan hidup marsing-masing. Benar, bukan berarti semua berjalan semulus yang kita bayangkan. Persahabatan juga tidak luput dari saling melukai, kecewa satu sama lain, kebencian sesaat, dilanda kebosanan dan akhirnya memilih untuk mengambil langkah menjauh selama beberapa saat. Kami mengalaminya. Namun persahabatan juga memberi kami kesanggupan untuk memaafkan, menghapuskan dendam, melupakan gengsi sehingga akhirnya ia mendekatkan kami kembali.
Saat ini aku sedang memilih untuk menapaki jalan hidupku sendiri demi mencari makna dari keberadaanku di dunia ini, sama seperti salah satu karakter dalam film yang kusebutkan di atas. Aku tahu, pilihanku ini menciptakan sedikit jarak antara aku dan sahabat-sahabatku namun aku tidak pernah sedikit pun meninggalkan mereka. Ada sebuah kalimat yang begitu mengena dalam film itu, 'Aku telah pergi begitu jauh. Namun sejauh apapun aku pergi, aku tetap tidak akan pernah bisa melupakan semua'.
Maka sahabat-sahabatku tercinta, maukah kalian menjadi rumah tempatku kembali saat aku ingin merebahkan tubuhku yang kelelahan dalam pengelanaan?

3 komentar:

Ruhut Ambarita mengatakan...

Hi, mbak Alice. Salam kenal. Saya juga baru saja kelar nonton film yang Mbak juga pernah tonton dan ceritakan di blog ini. Pada awalnya, saya tak begitu tertarik karena merasa ini "film cengeng". Namun, entah mengapa film ini begitu menarik perhatian saya hingga akhir cerita. Ternyata, benar seperti yang Mbak bilang, cerita dari film ini sangat menyentuh dan membuat kita yang menonton langsung teringat kembali dengan kisah kita dengan para sahabat.

Leadership Developmant Training mengatakan...

salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
Hargailah hari kemarin,mimpikanlah hari esok, tetapi hiduplah untuk hari ini.,
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

Unknown mengatakan...

downloadnya nya ini dimana?

Posting Komentar

 
Sketsa Hari. Template Design By: SkinCorner from JackBook