Sabtu, 12 Februari 2011

Tuhan, Inilah Amarahku PadaMu.

Tuhan, inilah amarahku padaMu.
Atas suratan yang telah kau tuliskan tentang hidupku.
Dengan keegoisanmu Kau membedakanku.
Dari apa yang kusebut dengan 'mereka'.

Tuhan, inilah amarahku padaMu.
Atas sepasang mata yang Kau hadiahkan pada mereka.
Sehingga mereka bisa dengan leluasa menatapku.
Keheranan dan rasa jijik terpantul dalam bola mata mereka.
Tanpa perasaan.

Tuhan, inilah amarahku padaMu.
Atas kaki yang Kau ciptakan untukku.
Tidak ubahnya sekedar aksesoris.
Karena kaki ini tidak mampu membawaku.
Ke mana seharusnya aku melangkah.

Tuhan, inilah amarahku padaMu.
Atas tubuh yang terkurung.
Di balik tembok-tembok putih ini.
Tertawa di siang hari.
Menangis di malam hari.

Tuhan, inilah amarahku padaMu.
Atas impian-impianku yang Kau buang dengan paksa.
Tanpa peduli berapa banyak doa kupanjatkan.
Berapa banyak air mata untuk meyakinkanMu.

Tuhan, inilah amarahku padaMu.
Atas cinta yang Kau anugerahkan padaku.
Yang selalu berubah menjadi luka.
Karena Kau lupa menganugerahkan ketulusan.
Di hati putra Adam untukku.

Tuhan, inilah amarahku padaMu.
Atas diamMu.
Untuk satu-satunya pertanyaanku.
'Mengapa?'

2 komentar:

Irvina Lioni mengatakan...

4 thumbs up! keren :D

Writer's Diary mengatakan...

terima kasih :D

Posting Komentar

 
Sketsa Hari. Template Design By: SkinCorner from JackBook